Perlahan
bunyi kursi itu menyeruak diantara keheningan, mentari baru sejenggal naik
kepermukaan, tapi begitu raut wajah kuusap, terlintas dalam pikiran bahwa aku
sendiri. Bunyi itu menimbang, mengalun, dan menyerbu telinga. Memunculkan rasa
takut teramat sangat. Aku berdiri dipojok itu, memandangi hamparan rumput yang
terbentang tak begitu luas. Kutengok kembali, ruangan itu, inci demi inci, tak
kutemukan sosok yang ingin kuhampiri. Tapi denyut nadi, degupan jantung semakin memburu dengan waktu.
Rak
buku yang berjarak setengah kaki dariku, bergoyang. Tampak keanehan ini teramat
sangat, aku yang linglung lantas berdiri, tak tahu apa yang ku pikirkan saat
itu. Kupecahkan satu demi satu vas bunga yang ada di hadapan ku. Tanganku
secepat angin, sekilas menyambar beberapa. Aku kembali berkoar tak jelas,
telingaku bahkan tak mendengar dengan baik teriakanku. Teriakan itu jelas
histeris, hingga energiku terkuras habis. Kurebahkan, tubuhku ke kasur dan
terhenyak sesaat memandangi langit-langit kamarku yang putih lagi bersinar.
Lalu kemudian tenggalam dalam tidur.
***
Saat
itu hujan deras, malam yang teramat kelam. Tak ada bintang, bulan pun redup
tertelan kabut. Desis air hujan mengalir keselokan. Hujan itu tampak biasa
saja, ia tak membawa angin kencang, tak pula menuai badai. Ia tak menjadi
banjir, tidak juga menghanyutkan rumah. Tetapi ketika itu, sosok itu berjalan
dengan perlahan. Pandangannya terarah padaku yang berada diseberang jalan. aku
yang melihatnya lantas melambaikan tangan. Ia membalasnya, dengan lambaian yang
agak kencang, serta di barengi dengan senyum tipis pertanda kehangatan dan,
kedekatannya denganku. Sekelilingku, tak nampak seorang pun. jalanan itu sunyi.
Padahal daerah itu merupakan lintasan tersibuk saat malam menjelang.
Seketika
ia berlari menghampiriku, ia melewati pembatas jalan. Sosok itu sangat ingin
menghampiriku. ia bahkan rela, basah kuyup untuk menghampiriku. Ia berlari,
terus berlari, hampir mendekatiku. Sayup-sayup kulihat dari kejauhan.
***
Sirine
mobil itu menyala, terdengar kepanikan disana-sini. Semua orang mengelu-elukan.
Ada yang ternganga, termangu bahkan ada yang menangis. Mobil itu tetap melaju
tanpa memperdulikan sekitarnya, ia terus saja melaju hingga kabut menutupi.
Mobil itu bukan sedang mengangkut pencuri, juga bukan pemerkosa, mobil itu
tidak sedang menahan seorang koruptor besar. ia berplat merah, berwarna putih,
dan bertuliskan huruf kapital, yang kurang lebih bertuliskan A M B U L A N C E.
***
Saat
itu suasana rumah sakit panik seketika. Dua orang berbaju putih tampak
tergesa-gesa menghampiri, mereka membawa kereta dorong. mereka pula yang
menurunkan korban dari mobil, sementara korban tertidur pulas dengan berwajah
lugu.
Tak
lama berselang seorang paruh baya tampak menyarungkan baju putih dengan
berjalan tergesa-gesa pula. Tampaknya, mereka berjalan menuju ruangan yang sama
yang berada diujung lorong ini.
***
Satu-demi
satu orang berdatangan menghampiri rumah petak dipersimpangan itu. Aku
memperhatikan dengan seksama, mataku lantas memergoki beberapa orang yang
keluar dengan tersedu-sedu, menghapus genangan air yang tertumpah ruah di
matanya. Aku kemudian melanjutkannya beberapa langkah dengan agak terbata-bata.
Ketengok kembali dengan lirih. Suara yang tak asing kudengar. Lantutannya
menghanyutkan, membuat merinding. Lantunan yang dibawakan jibril kepada manusia
pilihan Tuhan. Beberapa orang duduk bersila, memangku, menengadahkan sebuah
kitab. Aku tahu persis kitab itu. Beberapa yang lain mengenakan pakaian
serba-hitam. Serta duduk mengelilingi bungkusan kain yang tergeletak tak
berdaya.
***
Sampailah
saatnya aku pada akhir yang kelam. Terbata melihat rentetan kisah teramat
pedih. Dia ada tapi dengan sendirinya sirna. Dia diam dan tak juga menyapa,
pergi dan tenggelam dalam kabut hampa. Butiran itu hangat, tanah menggunduk
dengan nisan yang terpampang putih dengan taburan bunga yang menyengat. Ia di
kelilingi hamparan pohon maut dan berkelindan dengan alam.
Aku
terpaut dengan waktu, berlomba dengan alam, yang mengalir dengan lihai
meninggalkan separuh kenangan. Aku pun tak ingin menjelaskan siapa yang pergi
dan siapa yang di tinggalkan. Yang tersentak, terhenyak dan tersirat dalam
benak ku hanyalah waktu, dia dan kisah.
1 komentar:
The best videoslot videoslot videoslot youtube
youtube.com. Videoslot videoslot videoslot videoslot videoslot videoslot youtube to mp3\ videoslot videoslot videoslot videosl youtube.videoslotslots videoslotslots videoslot videol videoslot videosl videoslvideosvideoslvideoslvideoslot
Post a Comment